Rabu, 08 Februari 2017

IPDN di Mata Orangtua Praja

Tulisan ini adalah sebuah pengalaman hidup yang tak bisa dilupakan dan saya akan men-share kepada kita semua yang mencintai Almamater IPDN.  Sebenarnya tulisan ini sudah lama hendak dipublikasikan, namun entah mengapa saya enggan untuk melakukannya. Saya berpikir nanti saja bila anak saya sudah di lantik menjadi Pamong Muda Praja baru saya mengupload, ya,  paling kurang untuk memberi semangat dan motifasi kepada Orangtua-orangtua yang anaknya mau menjadi Praja IPDN, bahkan juga para calon Praja yang membaca article ini.
Di suatu hari Bulan Mei Tahun 2012, anak tunggal kami berucap: “Pa….Ma…. Bila Tuhan berkenan, saya mau coba mengikuti seleksi Calon Praja IPDN”. Mendengar ungkapannya,  saya berpura-pura tidak mendengar apa yang ia katakan, sebab ada dalam pemahaman/pikiran saya bahwa IPDN itu mahal untuk masuk, walaupun  tempat tinggal/asrama, makan, pendidikan itu tidak menjadi persoalan karena ditanggung dan di jamin oleh Pemerintah.
Diam-diam saya mencoba mengakses di google bagaimana dan apa sih  IPDN itu ?, dan ketika saya melihat cerita-cerita yang extrim dan menonton videonya di You Tube yang berbau kekerasan, saya mulai berpikir negative bahwa, “sekolah itu walaupun tidak ada biaya namun bahaya”. Tiap hari ketika ada kesempatan 2 atau 3 jam pasti saya akan membuka Internet dan mencari apa saja situs tentang IPDN. Saya mulai dapati sisi positif dari IPDN ini, bahwa IPDN ini tidak statis dalam soal pengajarannya, pelatihannya dan pengasuhannya, tetapi sekolah ini dinamis, dan ada banyak pembenahan-pembenahan ke arah yang lebih baik dari pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, apalagi Presiden Jokowi mencanangkan gerakan Revolusi Mental dalam rangka memperbaiki karakter mental. Itupun sementara di berlakukan di IPDN apalagi sekolah ini merupakan sekolah yang akan melahirkan calon Birokrat yang unggul di masa datang, itu merupakan unsur yang sangat penting bagi civitas IPDN.  Karena itu hati saya yang pada mulanya ragu dan takut mulai hilang di ganti dengan hayalan: “barisan Putih-putih, (Seperti, pakaian Gubernur, Walikota, Camat, Lurah yang mengikuti upacara kemerdekaan) mereka berjalan tegap dan memberi hormat, diantara barisan itu adalah anak saya.
Namun ” seketika” lamunan itu lenyap ketika ada Tanya dalam hati saya, seperti ini :
  • IPDN Mahal. Apakah saya sanggup, membiayainya, sebab saya hanyalah seorang Pekerja sosial dengan Gaji  Dua jutaan, walaupun juga ada pemberian-pemberian yang tak terduga yang di dapat. Namun itu belum cukup. Ketika ada rumor yang saya dengar paling kurang yang harus di siapkan 100 s/d 200 juta. Uang sebanyak itu ? saya mulai berucap dalam hati : “Sayang maafkan Papa yang tak bisa memenuhi permintaanmu”.  Kemudian yang kedua,
  • Masuk IPDN harus ada Koneksi. Demi Tuhan saya dan isteri saya  tidak punya koneksi entah itu di BKD Provensi, Panitia Seleksi Capra IPDN, Dosen IPDN, apa lagi di Kemendagri, itu tidak ada. Namun koneksi yang kami miliki hanyalah berserah kepada Tuhan.
Kami memang kuatir dengan hal ini, namun kami simpan keraguan ini dengan setiap saat menggumulinya dalam doa. Sebab kami yakin kalau memang Tuhan izinkan, tak ada satupun yang dapat menghalanginya. Apalagi kami tidak tega melihat anak kami yang penuh semangat untuk mengikuti seleksi capra IPDN ini, karena itu kami tidak mau dia akan kecewa.  Namun anak kami, dia tanggap dan mengerti gerak-gerik kami yang cemas. Dia katakan: “Ma… Pa…. jangan kuatir dan takut, yang saya butuhkan  sekarang ini dari Mama dan Papa hanya satu, yaitu Doa, saya yakin saya pasti bisa”. Saya sambung ucapanya dengan kalimat motivasi : “De…. Kalau kamu pikir kamu bisa, kamu pasti bisa, Semangat Boss”.
Sebenarnya ketertarikan anak saya masuk IPDN tidak begitu lama. Karena saya tahu awalnya dia suka dengan jurusan Teknik. Karena dulu masih kecil ketika di Tanya, “mau jadi apa kalau besar ? ia menjawab : Habibie”. Namun saya sebagai orangtua lebih suka kalau dia mengikuti jejak karir Orangtuanya.
Sejak SD anak kami memang berprestasi dan ada kemungkinan ketertarikan dia untuk masuk IPDN, ketika dia masuk seleksi PASKIBRA, dari sinilah mental, disiplin dan kegiatan fisiknya di asah. Dan pada waktu ia di ajak teman Paskibra untuk mendaftar sebab Pendaftaran sudah di buka, maka mendaftarlah dia di BKD Kota dimana ia tinggal. Dia mengutarakan niatnya kepada kami meminta izin dan doa agar kami merestuinya. Mata kami berkaca namun tidak menangis. Bukan karena berpikir bahwa pada  suatu saat anak kami akan meninggalkan kami karena sekolahnya di Bandung, tetapi kuatir jangan sampai cita-citanya terkandas oleh karena tidak diberikan kesempatan atau karena factor x yang kami dengar, dapat menghalangi cita-citanya.
Mulailah dia mengurus persyaratan seleksi dari kelurahan sampai di kepolisian. Sementara ia menunggu pengumuman lulus berkas, ia pun mempersiapkan latihan fisiknya, adapun rutinitas latihannya setiap hari adalah :
1.      Jogging atau lari marathon, biasanya anak kami bangun pagi jam 05.00. start mulai tempat tinggal kami sampai rumah Opa-nya, lalu balik lagi Jaraknya mungkin 10 s/d 15 KM.
2.      Push Up dan Sit Up. Mulai dari 20 kali, 30 kali dan bahkan sampai 100 kali. Karena semangatnya itu, sehingga ia diangkat menjadi Ketua Kontingen (KAKON).
3.      Pull Up/Restok, kunsen pintu rumahlah, tempat ia berlatih. Dan katanya latihan ini yang paling sulit.  Untuk mendapat gerakan yang sempurna ia hanya dapat melakukannya sebanyak 10 kali.
Setiap hari rutinitasnya berolahraga. Dan ketika mendengar pengumuman seleksi Administrasi, ia lulus berkas, semakin bersemangatlah dia. Ada 651 peserta yang lulus seleksi Administrasi pada waktu itu sedangkan yang akan di terima hanya 76 orang.
Ada Tips yang perlu kita perhatikan , yakni : Lengkapi secepatnya semua persyaratan yang diminta. Makin awal melengkapi makin baik. Hal ini untuk menghindari ramainya peminat lain yang mengurus hal yang sama di kantor yang sama. Selain itu hal ini untuk mengantisipasi jika ada berkas yang salah kita masih mempunyai waktu untuk memperbaikinya.
Seleksi selanjutnya adalah Tes Psikologi (Psikotes). Kiat yang ia lakukan adalah membeli Buku-buku tentang Psikotes dan melihat situs internet tentang Tes Psikologi.
Pada tanggal 15 Juni 2012 pelaksanaan Tes Psikologi. Pengumuman lulus tes Psikologi tanggal 4 Juli 2012. Pada waktu  pengumuman yang memenuhi syarat Tes Psikologi sebanyak 306 peserta, yang tidak memenuh persyaratan 345. Dan anak kami memenuhi syarat untuk mengikuti Tes selanjutnya. Saran saya kepada Orangtua calon praja, dampingi terus anak anda,  jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan tes psikotes ajaklah anak kita untuk membahas soal-soal psikotes dari buku-buku yang banyak di jual di toko buku, kegunaannya supaya IQ anak kita terbiasa dengan soal-soal, yang katanya “mudah tapi sulit”.  Juga jaga stamina anak kita jangan sampai kondisi badanya tidak fit, itu juga  bisa mempengaruhi nilainya nanti, berilah vitamin, makan buah lebih banyak dan jangan begadang sampai larut malam.
Pada Tanggal 11 Juli 2012 giliran anak kami untuk Tes Kesehatan di Rumah Sakit. Setiap peserta dikenakan biaya Rp. 631.000. adapun bagian-bagian yang akan di cek adalah mata (maksimal Plus Minus 1,0), gigi (tidak boleh memakai kawat, kalau ada gigi yang berlubang ditambal ataupun jika sudah terlalu parah sebaiknya di cabut). Tinggi   badan untuk pria min. 160 cm, untuk wanita 155 cm. selanjutnya pemeriksaan darah, kelamin, THT, jantung, Paru-paru dan organ-organ dalam  lainnya. Untuk seleksi tes kesehatan ini belum diumumkan karena Tes Kesehatan satu paket dengan tes Kesamaptaan.
Pada tanggal 15 Juli 2012, pelaksanaan Tes Kesamaptaan. Apa itu Tes Kesamaptaan ? Tes ini adalah tes ketahanan dan kekuatan fisik. Yang akan di tes adalah :
1.      Lari keliling Lapangan Sepak Bola selama 12 menit, untuk Capra Putra usahakan minimal terlewati 6 putaran dan untuk Capra Putri usahakan minimal 5 putaran.
2.      Push Up (usahakan minimal 30 kali)
3.      Sit Up (usahakan minimal 30 kali)
4.      Pull Up/Restok (Minimal 4 kali) dan
5.      Shuttle Run / lari membentuk angka delapan sebanyak tiga putaran (minimal 19 detik)
Saya percaya untuk Tes Kesamaptaan ini pasti anak kami bisa, sebab sudah jauh-jauh hari dengan teratur  ia sudah persiapkan. Namun diingatkan ketika hari H sudah semakin dekat hentikan  latihan-latihan  berat, cukup latihan ringan saja seperti latihan pernapasan dan perbanyak konsumsi multivitamin dan makan buah-buahan.
Pada Tanggal 23 Juli 2012, merupakan pengumuman seleksiTes Kesehatan dan Tes kesamaptaan dan yang memenuhi syarat pada kontingen anak saya, sebanyak 230 orang, itu berarti ada 76 orang yang tidak memenuhi syarat. Dan syukur kepada Tuhan anak kami berhak untuk mengikuti Tes Akademik, itu berarti dia memenuhi syarat untuk tes selanjutnya,
Untuk Tes Akademik ini merupakan tes terakhir yang dilaksanakan di daerah. Tes akademik dilaksanakan di Ibukuta Provinsi. Materi yang diujikan yaitu Matematika dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan kewarganegaraan. Bentuk tes ini pilihan ganda. Tidak ada sistim minus. Jadi usahakan lembar jawaban terisi semua. Kata anak saya kunci keberhasilannya waktu  mengikuti tes ini, adalah : jawablah pertanyaan mulai dengan pertanyaan terakhir, sebab biasanya pertanyaan-pertanyaan itu berhubungan dari atas ke bawah. Dengan alasan ini dapat mudah  menjawabnya.
Pada waktu  menunggu pengumuman Tes Akademik, agak terlalu lama, mulailah muncul rasa keraguan, saya berbincang dengan  isteri untuk mencari solusi, bagaimana kalau seandainya anak kita gugur dalam seleksi terakhir ini, bagaimana masa depannya. Pasti tahun yang berjalan itu dia akan nganggur, dan kami takut akan terjadi sesuatu kepadanya. Dari keraguan ini kami memaksa anak kami untuk mendaftar di universitas apa saja untuk berjaga-jaga. Awalnya anak kami tidak mau, malahan dia meyakinkan kepada kami bahwa dia pasti lolos. Dia bilang begini : “Ma…. Pa… percayalah pasti saya akan lolos, kalau  Tuhan berkenan tidak ada yang mustahil, apapun dan dengan  cara apapun, tidak ada yang dapat menghalanginya. Mama dan papa Cuma buang-buang uang saja”.  Namun karena Mamanya sudah menetes air mata, luluhlah hatinya dan mengiyakan untuk mau mendaftar  di universitas yang lain. Ada 2 tempat kuliah yang  ia ikut tes dan kedua-duanya lolos yaitu : FISIP dan Fakultas Teologi.  Dari 2 pilihan itu ia memilih untuk kuliah di Fakultas Teologi. Hampir satu bulan anak kami kuliah dan dia sudah merasa nyaman dalam kuliahnya. Dia pun tidak pernah lupa latihan fisiknya. Pernah  kakak satu kamar di asrama ia tinggal,pernah menegurnya: “ Adik…. Kenapa setiap hari kamu kakak lihat selalu latihan fisik: push up, sit up, lari-lari,  ingat  di sini kamu harus belajar merangkum kitab, afal alphabet Yunani dan Ibrani”.  Dia hanya menjawab : “maaf Kak, hanya untuk kebugaran”.
Tanggal 17 September  2012,  ketika saya melihat website BKD Propinsi dimana anak kami mendaftar, ternyata sudah ada pengumuman, dan kami melihat kebesaran Tuhan, bahwa anak kami tertulis diantara 76 capra IPDN yang lulus seleksi dan akan dilanjutkan Tes Pantukhir di Jatinangor Bandung.  kami langsung sujud bersyukur atas kebaikannya.  Sambil bermohon kiranya Tuhan akan terus memudahkan  cita-cita anak kami.
Ketika kami beri tahu bahwa dia dapat melanjutkan seleksi ke Jatinangor, sepertinya ada sedikit kebimbangan untuk memilih apakah akan tetap kuliah atau  ke Bandung, karena itu kami bersama anak kami berkonsultasi dengan dosen anak kami, juga mantan dosen saya, Dosennya sekaligus kepala Asramanya,  mengerti apa yang ada dalam  pikiran kami dan  ia berkata begini: “untuk melayani masyarakat, bukan hanya satu-satunya di sini, tetapi juga di tempat lain dan Tuhan memilih (menyebut nama anak kami), bukan dipersiapkan di  almamater ini, tetapi  di IPDN, walaupun berbeda tapi  indikasinya sama yaitu calon pelayan masyarakat, karena itu saya sangat suka dia ke sana, jangan menghalangi dia karena itu jalannya”  maka anak kami di doakan khusus, dan kami mohon pamit.
Pada tanggal 19 September 2012, isteri saya bersama  kakak saya mengantar anak kami pergi ke Bandung untuk Pantukhir. Apa itu pantukhir? Penentuan akhir, yaitu tes terakhir yang dilakukan di kampus IPDN Pusat di Jatinangor, Jawa Barat. Tes yang diberikan yaitu Kesamaptaan, Kesehatan dan Tes Wawancara. Untuk Kesamaptaan dan Kesehatan tolak ukurnya sama dengan yang dilaksanakan di daerah. Khusus untuk Tes Wawancara ada beberapa tips yang sekiranya perlu diperhatikan antara lain bersikap tegas dan tegap ketika ditanya. Ketika di suruh menjawab pertanyaan  jawablah langsung pada intinya (tidak perlu banyak penjabaran). Tidak ada standar pertanyaan yang akan ditanyakan. Tapi menurut anak kami terkadang yang ditanyakan adalah tentang kehidupan sehari-hari capra, malahan ada yang bertanya siapa presiden kita sekarang ini, ada yang di suruh menyanyi atau ada juga yang di suruh memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris, bahkan ada yang bertanya sebutkan nama ibu dan  nama ayah. Memang pertanyaan-pertanyaannya gampang tetapi ada yang karena gugup tidak dapat menjawabnya, apalagi perlu kita ketahui Tim penanya itu terdiri dari Sekjen, Dirjen, Irjen dan orang-orang yang berada di tataran top level Kementerian Dalam Negeri. Karena itu sebelum diwawancarai bangun dulu mental dan kepercayaan diri dan banyak berdoa.
Pada tanggal 23 September 2012, hasil Pantukhir di umumkan, semua Capra IPDN berada di Lapangan Parade. Bagi siapa yang diangkat Kopernya, berarti dia dinyatakan gagal dalam seleksi Pantukhir. Dan Puji syukur kepada Tuhan akhirnya anak kami dapat di terima mencadi Capra IPDN. Mereka dikukuhkan pada tanggal 17 Oktober 2012  oleh Menteri Dalam Negeri  setelah 2 minggu mereka mengikuti Kegiatan  Diksarmendispra = Pendidikan Dasar Mental Disiplin Praja.
Dia pernah bercerita, untuk pertama kali, ketika langkah kakinya diayunkan, pada anak-anak tangga bersama dengan teman-teman Praja, untuk menuju Mensa (kalau tidak keliru ruang makan). Langkahnya sempat berhenti, dan mau balik pulang kampung ingat Mama dan Papanya, Dia sempat terhenti, duduk dan menunduk menetes air mata, bukan karena tidak mampu melangkahkan kakinya pada anak-anak tangga masa depannya. Karena ada teman praja, berucap begini padanya, “Hei, kakon kamu kan anak tunggal, mau ya kamu scul di sini tinggalkan ortumu”. Hatinya miris sekali mau pulang rasanya, namun ada suara yang terus berkata-kata di telinganya: “Bukankah apa yang kau lakukan ini adalah untuk membahagiakan orang tuamu, ayo semangat” bangkitlah dia dan itulah yang memberi spirit sampai sekarang ini.

Peringatan kepada Orangua Calon Praja IPDN :
1.   Jangan pernah kuatir  bila suatu saat anak anda akan masuk IPDN, lapangkanlah itu dan dukung dia dalam doamu kepada Tuhan.
2.      Jangan berpikir akan membiayai dan membayar mahal anak anda untuk masuk IPDN, nonsen, tidak ada bayaran apapun, Gratis…….
3.  Jangan sampai tergoda bila ada bunyi telepon, dan  orang tersebut menawarkan  suatu kemudahan  supaya anak anda dapat mulus masuk IPDN. Hati-hati itu bisa jadi penipuan!!!
4.  Jangan menggubris bila suatu saat anda mendengar ada orangtua mencari “ jalan pintas” melalui “pintu samping” atau “pintu belakang”, sebuah  istilah  untuk memuluskan anak mereka masuk IPDN, itu bisa jadi cerita bohong, yang akan membuat kita down.  Itu hanya cerita mengada-ada.
5.  IPDN yang dulu sudah jauh berbeda dengan yang sekarang ini. IPDN sudah mempunyai 9 kampus yang tersebar di Nusantara (Bandung, Jakarta, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua dan NTB) dan ini merupakan langkah jitu untuk mengontrol aktifitas praja. sehingga tidak pernah ada lagi tindakan-tindakan anarkis dari senior ke junior. yang ada adalah sebuah kekeluargaan antara kakak dan adik. Jadi tidak perlu takut dengan aksi kekerasan.
Pengalamana bagi Kami, bahwa anak kami boleh masuk IPDN dan sudah di Wisuda pada Hari Sabtu, 07 Agustus 2016  dan sudah di lantik sebagai Pamong Praja Muda oleh Presiden RI. Ir. Joko Widodo pada hari: Minggu, 08 Agustus 2016.





Dan sekarang sudah melaksanakan tugas sebagai ASN dalam jabatan fungsional umum di salah satu kantor Walikota di Indonesia. Semuanya  karena Pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa dan murni dari niat  keras anak kami. Kiranya artikel ini dapat memberi spririt kepada kita semua. GBU.


3 komentar:

  1. Mengharukan dan membanggakan... Terima kasih utk pengalamannya.. Sukses utk Purna Praja tsb...

    BalasHapus
  2. Mau tanya saat pengumuman pantukhir, jika di nyatakan lulus apakah langsung masuk asrama lagi atau di kasih waktu untuk pulang dulu ke daerah

    BalasHapus
  3. setelah pengumuman pantukhir apa lngsng pengukuhan/lngsung wisuda.../pendidikan dl baru pengukuhan...

    BalasHapus