Tulisan ini adalah sebuah pengalaman hidup yang
tak bisa dilupakan dan saya akan men-share kepada kita semua yang mencintai
Almamater IPDN. Sebenarnya tulisan ini
sudah lama hendak dipublikasikan, namun entah mengapa saya enggan untuk
melakukannya. Saya berpikir nanti saja bila anak saya sudah di lantik menjadi
Pamong Muda Praja baru saya mengupload, ya, paling kurang untuk memberi semangat dan
motifasi kepada Orangtua-orangtua yang anaknya mau menjadi Praja IPDN, bahkan juga
para calon Praja yang membaca article ini.
Di suatu hari Bulan Mei Tahun 2012, anak tunggal
kami berucap: “Pa….Ma…. Bila Tuhan
berkenan, saya mau coba mengikuti seleksi Calon Praja IPDN”. Mendengar
ungkapannya, saya berpura-pura tidak
mendengar apa yang ia katakan, sebab ada dalam pemahaman/pikiran saya bahwa
IPDN itu mahal untuk masuk, walaupun tempat
tinggal/asrama, makan, pendidikan itu tidak menjadi persoalan karena ditanggung
dan di jamin oleh Pemerintah.
Diam-diam saya mencoba mengakses di google
bagaimana dan apa sih IPDN itu ?, dan
ketika saya melihat cerita-cerita yang extrim dan menonton videonya di You Tube
yang berbau kekerasan, saya mulai berpikir negative bahwa, “sekolah itu walaupun tidak ada biaya namun
bahaya”. Tiap hari ketika ada kesempatan 2 atau 3 jam pasti saya akan
membuka Internet dan mencari apa saja situs tentang IPDN. Saya mulai dapati
sisi positif dari IPDN ini, bahwa IPDN ini tidak statis dalam soal
pengajarannya, pelatihannya dan pengasuhannya, tetapi sekolah ini dinamis, dan ada banyak pembenahan-pembenahan ke arah
yang lebih baik dari pengalaman-pengalaman yang menyakitkan, apalagi
Presiden Jokowi mencanangkan gerakan Revolusi Mental dalam rangka memperbaiki
karakter mental. Itupun sementara di berlakukan di IPDN apalagi sekolah ini
merupakan sekolah yang akan melahirkan calon Birokrat yang unggul di masa
datang, itu merupakan unsur yang sangat penting bagi civitas IPDN. Karena itu hati saya yang pada mulanya ragu
dan takut mulai hilang di ganti dengan hayalan: “barisan Putih-putih, (Seperti,
pakaian Gubernur, Walikota, Camat, Lurah yang mengikuti upacara kemerdekaan)
mereka berjalan tegap dan memberi hormat, diantara barisan itu adalah anak
saya.
Namun ”
seketika” lamunan itu lenyap ketika ada Tanya dalam hati saya, seperti
ini :
- IPDN Mahal. Apakah saya sanggup, membiayainya, sebab saya hanyalah seorang Pekerja sosial dengan Gaji Dua jutaan, walaupun juga ada pemberian-pemberian yang tak terduga yang di dapat. Namun itu belum cukup. Ketika ada rumor yang saya dengar paling kurang yang harus di siapkan 100 s/d 200 juta. Uang sebanyak itu ? saya mulai berucap dalam hati : “Sayang maafkan Papa yang tak bisa memenuhi permintaanmu”. Kemudian yang kedua,
- Masuk IPDN harus ada Koneksi. Demi Tuhan saya dan isteri saya tidak punya koneksi entah itu di BKD Provensi, Panitia Seleksi Capra IPDN, Dosen IPDN, apa lagi di Kemendagri, itu tidak ada. Namun koneksi yang kami miliki hanyalah berserah kepada Tuhan.
Kami memang kuatir dengan hal ini, namun kami
simpan keraguan ini dengan setiap saat menggumulinya dalam doa. Sebab kami
yakin kalau memang Tuhan izinkan, tak ada satupun yang dapat menghalanginya.
Apalagi kami tidak tega melihat anak kami yang penuh semangat untuk mengikuti
seleksi capra IPDN ini, karena itu kami tidak mau dia akan kecewa. Namun anak kami, dia tanggap dan mengerti
gerak-gerik kami yang cemas. Dia katakan: “Ma…
Pa…. jangan kuatir dan takut, yang saya butuhkan sekarang ini dari Mama dan Papa hanya satu,
yaitu Doa, saya yakin saya pasti bisa”. Saya sambung ucapanya dengan
kalimat motivasi : “De…. Kalau kamu pikir
kamu bisa, kamu pasti bisa, Semangat Boss”.
Sebenarnya ketertarikan anak saya masuk IPDN
tidak begitu lama. Karena saya tahu awalnya dia suka dengan jurusan Teknik.
Karena dulu masih kecil ketika di Tanya, “mau jadi apa kalau besar ? ia
menjawab : Habibie”. Namun saya sebagai orangtua lebih suka kalau dia mengikuti
jejak karir Orangtuanya.
Sejak SD anak kami memang berprestasi dan ada
kemungkinan ketertarikan dia untuk masuk IPDN, ketika dia masuk seleksi
PASKIBRA, dari sinilah mental, disiplin dan kegiatan fisiknya di asah. Dan pada
waktu ia di ajak teman Paskibra untuk mendaftar sebab Pendaftaran sudah di
buka, maka mendaftarlah dia di BKD Kota dimana ia tinggal. Dia mengutarakan
niatnya kepada kami meminta izin dan doa agar kami merestuinya. Mata kami
berkaca namun tidak menangis. Bukan karena berpikir bahwa pada suatu saat anak kami akan meninggalkan kami
karena sekolahnya di Bandung, tetapi kuatir jangan sampai cita-citanya
terkandas oleh karena tidak diberikan kesempatan atau karena factor x yang kami
dengar, dapat menghalangi cita-citanya.
Mulailah dia mengurus persyaratan seleksi dari
kelurahan sampai di kepolisian. Sementara ia menunggu pengumuman lulus berkas,
ia pun mempersiapkan latihan fisiknya, adapun rutinitas latihannya setiap hari
adalah :
1.
Jogging atau lari marathon, biasanya anak kami
bangun pagi jam 05.00. start mulai tempat tinggal kami sampai rumah Opa-nya,
lalu balik lagi Jaraknya mungkin 10 s/d 15 KM.
2.
Push Up dan Sit Up. Mulai dari 20 kali, 30 kali
dan bahkan sampai 100 kali. Karena semangatnya itu, sehingga ia diangkat
menjadi Ketua Kontingen (KAKON).
3.
Pull Up/Restok, kunsen pintu rumahlah, tempat ia
berlatih. Dan katanya latihan ini yang paling sulit. Untuk mendapat gerakan yang sempurna ia hanya
dapat melakukannya sebanyak 10 kali.
Setiap hari rutinitasnya berolahraga. Dan ketika
mendengar pengumuman seleksi Administrasi, ia lulus berkas, semakin
bersemangatlah dia. Ada 651 peserta yang lulus seleksi Administrasi pada waktu
itu sedangkan yang akan di terima hanya 76 orang.
Ada Tips yang perlu kita perhatikan , yakni : Lengkapi
secepatnya semua persyaratan yang diminta. Makin awal melengkapi makin baik.
Hal ini untuk menghindari ramainya peminat lain yang mengurus hal yang sama di
kantor yang sama. Selain itu hal ini untuk mengantisipasi jika ada berkas yang
salah kita masih mempunyai waktu untuk memperbaikinya.
Seleksi selanjutnya adalah Tes Psikologi (Psikotes). Kiat yang ia lakukan
adalah membeli Buku-buku tentang Psikotes dan melihat situs internet tentang
Tes Psikologi.
Pada tanggal 15 Juni 2012 pelaksanaan Tes Psikologi. Pengumuman lulus tes
Psikologi tanggal 4 Juli 2012. Pada waktu pengumuman yang memenuhi syarat Tes Psikologi
sebanyak 306 peserta, yang tidak memenuh persyaratan 345. Dan anak kami
memenuhi syarat untuk mengikuti Tes selanjutnya. Saran saya kepada Orangtua
calon praja, dampingi terus anak anda, jauh-jauh
hari sebelum pelaksanaan tes psikotes ajaklah anak kita untuk membahas soal-soal
psikotes dari buku-buku yang banyak di jual di toko buku, kegunaannya supaya IQ
anak kita terbiasa dengan soal-soal, yang katanya “mudah tapi sulit”. Juga jaga stamina anak kita jangan sampai
kondisi badanya tidak fit, itu juga bisa
mempengaruhi nilainya nanti, berilah vitamin, makan buah lebih banyak dan
jangan begadang sampai larut malam.
Pada Tanggal 11 Juli 2012 giliran anak kami untuk
Tes Kesehatan di Rumah Sakit. Setiap peserta dikenakan biaya Rp. 631.000.
adapun bagian-bagian yang akan di cek adalah mata (maksimal Plus Minus 1,0),
gigi (tidak boleh memakai kawat, kalau ada gigi yang berlubang ditambal ataupun
jika sudah terlalu parah sebaiknya di cabut). Tinggi badan
untuk pria min. 160 cm, untuk wanita 155 cm. selanjutnya pemeriksaan darah,
kelamin, THT, jantung, Paru-paru dan organ-organ dalam lainnya. Untuk seleksi tes kesehatan ini belum
diumumkan karena Tes Kesehatan satu paket dengan tes Kesamaptaan.
Pada tanggal 15 Juli 2012, pelaksanaan Tes
Kesamaptaan. Apa itu Tes Kesamaptaan ? Tes ini adalah tes ketahanan dan
kekuatan fisik. Yang akan di tes adalah :
1.
Lari keliling Lapangan Sepak Bola selama 12
menit, untuk Capra Putra usahakan minimal terlewati 6 putaran dan untuk Capra Putri
usahakan minimal 5 putaran.
2.
Push Up (usahakan minimal 30 kali)
3.
Sit Up (usahakan minimal 30 kali)
4.
Pull Up/Restok (Minimal 4 kali) dan
5.
Shuttle Run / lari membentuk angka delapan
sebanyak tiga putaran (minimal 19 detik)
Saya percaya untuk Tes Kesamaptaan ini pasti anak
kami bisa, sebab sudah jauh-jauh hari dengan teratur ia sudah persiapkan. Namun diingatkan ketika
hari H sudah semakin dekat hentikan
latihan-latihan berat, cukup latihan
ringan saja seperti latihan pernapasan dan perbanyak konsumsi multivitamin dan
makan buah-buahan.
Pada Tanggal 23 Juli 2012, merupakan pengumuman
seleksiTes Kesehatan dan Tes kesamaptaan dan yang memenuhi syarat pada
kontingen anak saya, sebanyak 230 orang, itu berarti ada 76 orang yang tidak
memenuhi syarat. Dan syukur kepada Tuhan anak kami berhak untuk mengikuti Tes
Akademik, itu berarti dia memenuhi syarat untuk tes selanjutnya,
Untuk Tes Akademik ini merupakan tes terakhir
yang dilaksanakan di daerah. Tes akademik dilaksanakan di Ibukuta Provinsi.
Materi yang diujikan yaitu Matematika dasar, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
dan kewarganegaraan. Bentuk tes ini pilihan ganda. Tidak ada sistim minus. Jadi
usahakan lembar jawaban terisi semua. Kata anak saya kunci keberhasilannya
waktu mengikuti tes ini, adalah : jawablah
pertanyaan mulai dengan pertanyaan terakhir, sebab biasanya
pertanyaan-pertanyaan itu berhubungan dari atas ke bawah. Dengan alasan ini
dapat mudah menjawabnya.
Pada waktu
menunggu pengumuman Tes Akademik, agak terlalu lama, mulailah muncul
rasa keraguan, saya berbincang dengan isteri untuk mencari solusi, bagaimana kalau
seandainya anak kita gugur dalam seleksi terakhir ini, bagaimana masa depannya.
Pasti tahun yang berjalan itu dia akan nganggur, dan kami takut akan terjadi
sesuatu kepadanya. Dari keraguan ini kami memaksa anak kami untuk mendaftar di
universitas apa saja untuk berjaga-jaga. Awalnya anak kami tidak mau, malahan
dia meyakinkan kepada kami bahwa dia pasti lolos. Dia bilang begini : “Ma…. Pa… percayalah pasti saya akan
lolos, kalau Tuhan berkenan tidak ada
yang mustahil, apapun dan dengan cara
apapun, tidak ada yang dapat menghalanginya. Mama dan papa Cuma buang-buang
uang saja”. Namun karena Mamanya
sudah menetes air mata, luluhlah hatinya dan mengiyakan untuk mau mendaftar di universitas yang lain. Ada 2 tempat kuliah
yang ia ikut tes dan kedua-duanya lolos
yaitu : FISIP dan Fakultas Teologi. Dari
2 pilihan itu ia memilih untuk kuliah di Fakultas Teologi. Hampir satu bulan
anak kami kuliah dan dia sudah merasa nyaman dalam kuliahnya. Dia pun tidak
pernah lupa latihan fisiknya. Pernah
kakak satu kamar di asrama ia tinggal,pernah menegurnya: “ Adik…. Kenapa setiap hari kamu kakak lihat
selalu latihan fisik: push up, sit up, lari-lari, ingat di sini kamu harus belajar merangkum kitab, afal
alphabet Yunani dan Ibrani”. Dia
hanya menjawab : “maaf Kak, hanya untuk
kebugaran”.
Tanggal 17 September 2012,
ketika saya melihat website BKD Propinsi dimana anak kami mendaftar,
ternyata sudah ada pengumuman, dan kami melihat kebesaran Tuhan, bahwa anak
kami tertulis diantara 76 capra IPDN yang lulus seleksi dan akan dilanjutkan
Tes Pantukhir di Jatinangor Bandung.
kami langsung sujud bersyukur atas kebaikannya. Sambil bermohon kiranya Tuhan akan terus memudahkan cita-cita anak kami.
Ketika kami beri tahu bahwa dia dapat melanjutkan
seleksi ke Jatinangor, sepertinya ada sedikit kebimbangan untuk memilih apakah
akan tetap kuliah atau ke Bandung,
karena itu kami bersama anak kami berkonsultasi dengan dosen anak kami, juga
mantan dosen saya, Dosennya sekaligus kepala Asramanya, mengerti apa yang ada dalam pikiran kami dan ia berkata begini: “untuk melayani masyarakat, bukan hanya satu-satunya di sini, tetapi
juga di tempat lain dan Tuhan memilih (menyebut nama anak kami), bukan dipersiapkan
di almamater ini, tetapi di IPDN, walaupun berbeda tapi indikasinya sama yaitu calon pelayan
masyarakat, karena itu saya sangat suka dia ke sana, jangan menghalangi dia
karena itu jalannya” maka anak kami
di doakan khusus, dan kami mohon pamit.
Pada tanggal 19 September 2012, isteri saya
bersama kakak saya mengantar anak kami
pergi ke Bandung untuk Pantukhir. Apa itu pantukhir? Penentuan akhir, yaitu tes
terakhir yang dilakukan di kampus IPDN Pusat di Jatinangor, Jawa Barat. Tes
yang diberikan yaitu Kesamaptaan, Kesehatan dan Tes Wawancara. Untuk
Kesamaptaan dan Kesehatan tolak ukurnya sama dengan yang dilaksanakan di
daerah. Khusus untuk Tes Wawancara ada beberapa tips yang sekiranya perlu
diperhatikan antara lain bersikap tegas dan tegap ketika ditanya. Ketika di
suruh menjawab pertanyaan jawablah
langsung pada intinya (tidak perlu banyak
penjabaran). Tidak ada standar pertanyaan yang akan ditanyakan. Tapi
menurut anak kami terkadang yang ditanyakan adalah tentang kehidupan
sehari-hari capra, malahan ada yang bertanya siapa presiden kita sekarang ini,
ada yang di suruh menyanyi atau ada juga yang di suruh memperkenalkan diri
dalam bahasa Inggris, bahkan ada yang bertanya sebutkan nama ibu dan nama ayah. Memang pertanyaan-pertanyaannya
gampang tetapi ada yang karena gugup tidak dapat menjawabnya, apalagi perlu
kita ketahui Tim penanya itu terdiri dari Sekjen, Dirjen, Irjen dan orang-orang
yang berada di tataran top level Kementerian Dalam Negeri. Karena itu sebelum
diwawancarai bangun dulu mental dan kepercayaan diri dan banyak berdoa.
Pada tanggal 23 September 2012, hasil Pantukhir
di umumkan, semua Capra IPDN berada di Lapangan Parade. Bagi siapa yang
diangkat Kopernya, berarti dia dinyatakan gagal dalam seleksi Pantukhir. Dan
Puji syukur kepada Tuhan akhirnya anak kami dapat di terima mencadi Capra IPDN. Mereka dikukuhkan pada tanggal 17 Oktober 2012
oleh Menteri Dalam Negeri setelah
2 minggu mereka mengikuti Kegiatan Diksarmendispra = Pendidikan Dasar Mental
Disiplin Praja.
Dia pernah bercerita, untuk pertama kali, ketika
langkah kakinya diayunkan, pada anak-anak tangga bersama dengan teman-teman
Praja, untuk menuju Mensa (kalau tidak keliru ruang makan). Langkahnya sempat berhenti, dan
mau balik pulang kampung ingat Mama dan Papanya, Dia sempat terhenti, duduk dan menunduk menetes air mata, bukan
karena tidak mampu melangkahkan kakinya pada anak-anak tangga masa depannya.
Karena ada teman praja, berucap begini padanya, “Hei, kakon kamu kan anak tunggal, mau ya kamu scul di sini tinggalkan
ortumu”. Hatinya miris sekali mau pulang rasanya, namun ada suara yang
terus berkata-kata di telinganya: “Bukankah
apa yang kau lakukan ini adalah untuk membahagiakan orang tuamu, ayo semangat”
bangkitlah dia dan itulah yang memberi spirit sampai sekarang ini.
Peringatan kepada Orangua Calon Praja IPDN :
1. Jangan pernah kuatir bila suatu saat anak anda akan masuk IPDN,
lapangkanlah itu dan dukung dia dalam doamu kepada Tuhan.
2.
Jangan berpikir akan membiayai dan membayar mahal
anak anda untuk masuk IPDN, nonsen, tidak ada bayaran apapun, Gratis…….
3. Jangan sampai tergoda bila ada bunyi telepon, dan
orang tersebut menawarkan suatu kemudahan supaya anak anda dapat mulus masuk IPDN.
Hati-hati itu bisa jadi penipuan!!!
4. Jangan menggubris bila suatu saat anda mendengar
ada orangtua mencari “ jalan pintas” melalui “pintu samping” atau “pintu
belakang”, sebuah istilah untuk memuluskan anak mereka masuk IPDN, itu bisa
jadi cerita bohong, yang akan membuat kita down. Itu hanya cerita mengada-ada.
5. IPDN yang dulu sudah jauh berbeda dengan yang sekarang ini. IPDN sudah mempunyai 9 kampus yang tersebar di Nusantara (Bandung, Jakarta, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua dan NTB) dan ini merupakan langkah jitu untuk mengontrol aktifitas praja. sehingga tidak pernah ada lagi tindakan-tindakan anarkis dari senior ke junior. yang ada adalah sebuah kekeluargaan antara kakak dan adik. Jadi tidak perlu takut dengan aksi kekerasan.
5. IPDN yang dulu sudah jauh berbeda dengan yang sekarang ini. IPDN sudah mempunyai 9 kampus yang tersebar di Nusantara (Bandung, Jakarta, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Papua dan NTB) dan ini merupakan langkah jitu untuk mengontrol aktifitas praja. sehingga tidak pernah ada lagi tindakan-tindakan anarkis dari senior ke junior. yang ada adalah sebuah kekeluargaan antara kakak dan adik. Jadi tidak perlu takut dengan aksi kekerasan.
Pengalamana bagi Kami, bahwa anak kami boleh
masuk IPDN dan sudah di Wisuda pada Hari Sabtu, 07 Agustus 2016 dan sudah di lantik sebagai Pamong Praja Muda
oleh Presiden RI. Ir. Joko Widodo pada hari: Minggu, 08 Agustus 2016.
Dan sekarang sudah melaksanakan tugas sebagai ASN dalam jabatan fungsional umum di salah satu kantor Walikota di Indonesia. Semuanya karena Pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa dan murni dari niat keras anak kami. Kiranya artikel ini dapat memberi spririt kepada kita semua. GBU.
Mengharukan dan membanggakan... Terima kasih utk pengalamannya.. Sukses utk Purna Praja tsb...
BalasHapusMau tanya saat pengumuman pantukhir, jika di nyatakan lulus apakah langsung masuk asrama lagi atau di kasih waktu untuk pulang dulu ke daerah
BalasHapussetelah pengumuman pantukhir apa lngsng pengukuhan/lngsung wisuda.../pendidikan dl baru pengukuhan...
BalasHapus